Selasa, 28 Januari 2020

Pelajaran Hati Umur Dini Via Bermain, Apa efeknya?




Pelajaran Hati Umur Dini Via Bermain - Dunia buah hati yaitu dunia bermain. Bermain menjadi kesibukan yang dipilih sendiri oleh buah hati sebab menyenangkan, bukan sebab hadiah atau kebanggaan. Froebel dalam Brewer (2007 : 41) mengatakan bahwa permainan dalam pengajaran buah hati umur dini adalah pondasi bagi pelajaran buah hati sehingga bisa menjembatani buah hati antara kehidupan di rumah dan kehidupan buah hati di sekolah.

Bermain yaitu aktivitas yang dijalankan berulang-ulang demi suatu kesenangan, tanpa ada tujuan atau target yang hendak ditempuh. Jadi, apa saja kegiatannya jikalau dijalankan dengan sena ng dapat dikatakan bermain. Bermain bisa berimbas kepada perkembangan lahiriah, kreativitas, pengetahuan,tingkah laku sosial dan poin tata krama buah hati (Hurlock, 1978).
Berdasarkan Aase Erikse dalam bukunya yang berjudul Playground Design, Outdoor Environments for Learning and Development, 1985 mengatakan bahwa fungsi bermain yaitu sebagai pengerjaan pelajaran mengenai peraturan tertentu, sarana pelepasan emosionil dan sistem buah hati memahami dunia dengan melaksanakan eksplorasi sebanyak-banyaknya dan tujuan bermain bagi buah hati yaitu untuk mengeluarkan tenaga yang berlebihan, melatih dan menyempurnakan insting, persiapan bagi buah hati untuk kehidupan masa depannya dan untuk memulihkan kekuatan, penyegaran sesudah aktivitas belajar secara formal.

Pelajaran buah hati umur dini lewat bermain memberikan akibat yang cukup besar kepada perkembangan buah hati umur dini, yakni :

a. Perkembangan lahiriah buah hati

Bermain aktif penting bagi buah hati untuk mengoptimalkan otot-otot tubuh dan melatih semua komponen tubuhnya. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran kekuatan yang berlebihan yang jikalau terpendam terus akan membikin buah hati menjadi tegang, resah dan gampang tersinggung

b. Dorongan komunikasi

Supaya bisa bermain dengan bagus bersama dengan yang lain, buah hati sepatutnya belajar berkomunikasi dalam arti mereka bisa paham dan sebaliknya mereka sepatutnya belajar paham apa yang dikomunikasikan buah hati lain.

c. Penyaluran emosionil yang terpendam

Bermain adalah sarana bagi buah hati untuk menyalurkan ketegangan yang disebabkan oleh pengendalian lingkungan kepada mereka. Dalam bermain buah hati belajar bagaimana sepatutnya bersikap dan berbuat laku supaya bisa berprofesi sama antara satu dengan yang lain.

d. Penyaluran bagi keperluan dan harapan

Keperluan dan harapan yang tak bisa dipenuhi dengan sistem lain seringkali bisa dipenuhi dengan bermain.

e. Sumber belajar

Bermain memberi kans untuk mempelajari pelbagai hal lewat buku, TV atau menjelajah lingkungan sekitar.

f. Stimulasi bagi kreativitas

Kebebasan berekspresi yang diperoleh lewat aktivitas bermain memberikan kans bagi buah hati untuk mengoptimalkan kreasinya cocok dengan kemauannya.

g. Perkembangan wawasan diri

Dengan bermain buah hati mengenal tingkat kesanggupan mereka dan membandingkannya dengan sahabat-sahabat mereka dalam bermain.

h. Belajar bersosialisasi

Dengan bermain bersama buah hati lain, mereka belajar bagaimana menyusun kekerabatan sosial dan bagaimana menghadapi dan mengatasi permasalahan yang muncul dalam kekerabatan hal yang demikian. Bermain juga melatih komunikasi buah hati dengan sahabatnya.

i. Standar tata krama

Bermain sebagai standar tata krama, maksudnya meskipun belajar di rumah dan di sekolah perihal apa saja yang dianggap bagus dan buruk oleh kategori, tetapi tak ada pemaksaan standar tata krama paling teguh kecuali dalam kategori bermain.

j. Mengoptimalkan kepribadian

Via kekerabatan yang terjadi antar sesama member suatu kategori bermain, buah hati belajar bagaimana menjadi buah hati yang murah hati, jujur, sportif, bisa diandalkan dan disukai orang lain.

Disamping itu, bermain juga mempunyai peran sebagai sarana sosialisasi (Achdiani, 2004). Ada enam wujud interaksi antar buah hati yang terjadi pada dikala mereka bermain, yakni:

a. Unoccuped Play

Hati tak benar-benar terlibat, namun cuma memperhatikan kejadian di sekitarnya yang menarik perhatian buah hati.

b. Bermain sendiri

Bermain sendiri umumnya terlihat pada buah hati yang berusia benar-benar muda. Hati sibuk bermain sendiri dan tampaknya tak mengamati absensi buah hati lain di sekitarnya.

c. Pengamat

Kesibukan bermain dengan memperhatikan buah hati-buah hati lain melaksanakan aktivitas bermain, dan terlihat ada atensi yang kian besar kepada aktivitas buah hati lain yang diamatinya.

d. Bermain pararel

Bermain pararel terlihat dikala dua buah hati atau lebih bermain dengan tipe alat permainan yang sama dan melaksanakan gerakan atau aktivitas yang sama, melainkan jikalau diamati terlihat bahwa sesungguhnya tak ada interaksi di antara mereka. Format aktivitas bermain ini terlihat pada buah hati yang sedang bermain kendaraan beroda empat-mobilan, membikin bangunan dari balok-balok dan sebagainya.

e. Bermain asosiatif

Bermain asosiatif ditandai dengan adanya interaksi antar buah hati yang bermain, saling tukar alat permainan, akan melainkan jikalau dipandang akantampak bahwa masing-masing buah hati sesungguhnya tak terlibat dalam berprofesi sama. Misalnya: buah hati yang sedang menggambar, mereka berbagi pensil warna. Meski ada interaksi di antara mereka, tetapi sesungguhnya aktivitas menggambar hal yang demikian mereka lakukan sendiri-sendiri.

f. Bermain bersama

Bermain bersama ditandai dengan adanya kerjasama atau pembagian tugas dan pembagian peran antar buah hati-buah hati yang terlibat dalam permainan untuk menempuh satu tujuan tertentu.

Sejumlah akibat pelajaran buah hati umur dini lewat bermain dan pelbagai interaksi yang terjadi dikala buah hati bermain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar